Tuesday, March 11, 2014

Healing Bara's Heart



23/11/2012 
Bara Danadyaksa baru berumur 4 bulan, namun bayi lucu ini harus merasakan selang menusuk lengannya, belum berbagai tes yang harus ia alami. Berawal dari batuk pilek, ternyata Bara diketahui memiliki kelainan jantung. Bantuin baby Bara yuk? Let's heal his heart :)

Bara, we will heal your heart :*


Sekitar sejam yang lalu @niluhwayanayu, teman saya kala bekerja di majalah Cita Cinta mention tentang Baby Bara. Di twit itu dia me-RT @zellaharnita yang berusaha mengumpulkan bantuan untuk Bara. Zella adalah sahabat Ulfa Meidiana @ulfamunthe, mama dari Bara.

Bara terlahir sebagai anak kembar dan sekarang berusia 4,5 bulan. Tanggal 20 November 2012, Mama Bara membawanya dan Dipa, saudara kembarnya ke dokter anak dengan keluhan batuk dan pilek ke RS Hermina Bekasi. Dokter mengatakan Bara biru dan sesak hingga langsung dibawa ke UGD. Saat itu, cek saturasi hanya 50% dan dimasukkan ke ICU. Di ICU, dengan bantuan oksigen 5L saturasinya cuma 70%. Melihat kondisi ini, dokter pun curiga ada kelainan jantung.

21 November, Bara ditangani dokter anak sub spesialis jantung dan dilakukan pemeriksaan echo. Dokter mengatakan Bara memiliki kelainan jantung dengan 4 kelainan (PA, VSD, MAPCAH, PDA).
23 November, Bara sudah bisa lepas dari bantuan oksigen. Ia boleh pulang karena untuk menangani kelainan jantungnya hanya bisa di RS Harapan Kita atau RSCM Jakarta. Selanjutnya, keluarga akan membawa Bara ke RS Harapan Kita.

Bara harus segera dioperasi. Segera! Karena kalau semakin lama, takutnya saluran ke jantungnya tak berfungsi lagi. Semakin cepat semakin bagus.

Biaya yang dibutuhkan untuk operasi pertama diperhitungkan kurang lebih Rp 150 juta. Perhitungan ini memang cuma kira-kira, diambil dari pengalaman sepupu Bara yang bernama Raja (anak Kakak Ulfa) yang 4 tahun lalu mengalami hal yang sama; harus operasi jantung. Saat itu biaya yang dikeluarkan hampir Rp 140 juta, belum termasuk terapi, biaya kontrol, dan lain-lain. Setelah operasi masih banyak proses yang harus dilalui.

Hingga saat ini, uang yang terkumpul baru Rp 43 juta. Kita kekurangan 107 juta lagi, teman-teman! Saya tak tahu apakah ini sudah termasuk uang deposit atau jaminan :(

Tapi setidaknya, yuk kita kumpulkan uang sebanyak itu agar Bara bisa segera diobati.
Saat menulis ini, di sebelah kanan saya tertidur anak bungsu saya, Tian, 3 thn. Ultraman yang ingin jadi pembela kebenaran ini tampak pulas dan nyenyak setelah "duel" kami agar dia mau tidur.
Tak terbayangkan perasaan Mama Bara saat ini. Mengetahui jantung anaknya bocor dan dia tak bisa segera menolongnya karena keterbatasan biaya.

Bara & Dipa, saudara kembarnya :)

Bara & Mama... Be strong, Mom *hug*

Saya mohon bantuannya... Berapapun, apapun, bantu saya, bantu selamatkan bayi mungil ini. Semoga suatu saat kelak, ketika kalian tak berdaya, akan ada tangan-tangan yang terulur tanpa ragu, seperti saat ini ketika Anda mengulurkan tangan Anda untuk bayi 4 bulan ini.

====

Bantuin yuk?
1. Bantu dana. Ini yang paling penting. Karena waktunya mendesak, semakin cepat diobati akan semakin baik. Agar bayi Bara bisa bernapas dengan normal :,) Kita sesak aja gak enak banget ya? Apalagi adek bayi yang gak bisa ngeluh langsung ;(

Ini nomor rekening Mama Bara
Ulfa Meidiana
BCA343-0968-849
Cabang BINUS, Jakarta Barat

Ini nomor rekening Papa Bara
Syidiq Nugroho
Mandiri 900-00-054-950-24
Cabang Jababeka

2. Bantu sebarkan berita. Bisa jadi kita hanya bisa menyumbang sedikit, namun teman kita ada yang punya kelebihan dana atau perlu membersihkan hartanya. Jadi, jangan letih membagikan info tentang Baby Bara melalui Twitter, FB, BBM, BBG, milis, dan lain-lain. Ingat, 1 share bisa menyelamatkan Bara :) Semangat!

3. Bantu doa. Saya percaya pada keajaiban. Dan saya percaya pada Tuhan. Dia Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Yang melipat bumi dengan tangan kanan-Nya, begitu saja. Dengan segala kebesaran-Nya, tak ada yang tak mungkin. Bantu doa. Sebut Bara Danadyaksa dalam doamu, doakan agar ia sembuh. Dikuatkan menjalani ujian ini.

Untuk update tentang Baby Bara, tolong lihat di akun Twitter @zellaharnita ya :) atau menghubungi Zella di 0857-1400-4241. Zella adalah relawan yang akan sering berhubungan dengan Bara. Saya sendiri (Azza) selain ingin menolong Bara juga masih mewakili Abi & Pak Soid yang juga ada di blog ini :) Saat blog ini ditulis, Bara sudah dibawa pulang ke rumah, karena belum ada biaya untuk perawatan lanjutan.

========

Semua cerita ini adalah benar, bukan hoax. Saya, Azza Waslati saat ini adalah konsultan kreatif untuk digital agency. Saya sebelumnya juga merupakan VP Marketing & Sales untuk Solvo (solvo.co.id), Marketing Director untuk Dealkeren.com, Creative Director untuk m-STARS, dan wartawan di Her World, Cita Cinta, MTV Trax magazine, Bintang Millenia. Mantan Penyiar radio di MGT FM Bandung, X Radio Bandung, dan produser di Hard Rock FM Bandung.

Saya meminta ijin pada @zellaharnita, sebagai relawan Baby Bara dan sahabatnya Mama Bara, untuk posting tulisan ini, dengan harapan orang-orang berhati mulia, seperti Anda bisa mendapatkan info lengkap tentang Bara (karena mengulik TL di Twitter cukup memakan waktu). Tulisan ini hasil kompilasi twit @zellaharnita dan juga masukan dari Mbak Ulfa, Mama Bara.


Let's save humanity. Show love & compassion.

------------------------------------

UPDATE

11/03/2014

Setelah tulisan tentang Bara yang saya buat pada bulan November 2012, yang terjadi adalah:
1. Kalian dengan hebatnya telah membantu mengumpulkan dana untuk operasi jantung Bara. Ya, cukup biayanya :)
2. Bara yang sempat biru karena jantungnya bocor bisa dioperasi dengan baik :) Bayi hebat ini berjuang dan bertahan.
3. Bara hidup dengan bahagia bersama saudara kembarnya; Dipa, Mamanya Ulfa, dan Papanya Syidiq. Menunggu sampai saat yang tepat dia dioperasi jantung kembali. Karena dia harus mengalami beberapa operasi lagi. Tepatnya saya tidak tahu harus berapa kali.

Bara, berbaju merah, dan kembarannya, Dipa, sebelum operasi ke-2.


Nah, beberapa minggu yang lalu, saya sempat di-mention di Twitter oleh Mama Bara, Ulfa tentang Bara yang hendak operasi ke-2. Namun karena Beliau sibuk, saya pun repot mengurus anak balada tak ada asisten rumah tangga, kami tak sempat berkabar. Baru beberapa hari yang lalu saya SMS dan kemarin dikabari bahwa Bara sudah operasi jantung lagi 13 Februari 2014 lalu, namun malamnya kritis dan harus dioperasi kembali sehari kemudian. Sesudahnya, Bara terkena infeksi paru-paru. Sekarang, sudah sebulan Bara dirawat di rumah sakit.

Melalu What's App, Ulfa bercerita bahwa ia berusaha minta keringanan biaya dari pihak RS Jantung Jakarta, Matraman. Mereka memperkirakan biaya Rp 200 juta yang mereka simpan hati-hati selama ini cukup, namun ternyata Bara harus dirawat lebih lama.

Bara, 2 minggu yang lalu, sebelum kena infeksi paru-paru

Bara, hari ini. Ah, lekas sehat, Sayang :*

Yang menggembirakan: kondisi jantung Bara sudah bagus. Dia hanya perlu pulih dari infeksi paru-parunya :) Dan inshaAllah, saya yakin Bara kuat :) Amin.

Karena itu, bantuin yuk! :)
1. Bantu doa untuk pulihnya kembali kesehatan Bara Danadyaksa anak dari Syidiq Nugroho dan Ulfa.
2. Bantu transfer berapa pun seikhlasmu. Ingat, uang cuma titipan dari Tuhan :) Penggunaannya harus kita pertanggungjawabkan. Dan selalu ada hak orang lain di sana. Bisa jadi uangmu memang titipan-Nya untuk Bara. Yuk disalurkan supaya harta kita baik dan bermanfaat.
3. Bantu sebar berita. Sebarkan link situs ini melalui sosial mediamu agar makin banyak yang tahu dan makin banyak yang bantu.

Ini nomor rekening Mama Bara
Ulfa Meidiana
BCA343-0968-849
Cabang BINUS, Jakarta Barat

Ulfa Meidiana
BNI 0282450479
Cabang Cibitung

Ini nomor rekening Papa Bara
Syidiq Nugroho
Mandiri 900-00-054-950-24
Cabang Jababeka

Let's save humanity, show love and compassion.
Bless you. Semoga bahagia hidupmu, sehat, sejahtera, berkecukupan, damai dan tak kekurangan suatu apa pun, dan begitu pun orang-orang di sekitarmu.

===================================

UPDATE

Milik Allah SWT akan kembali ke Allah SWT.
Telah berpulang ke pelukan Allah SWT, Bara Danadyaksa. Kabar diterima pagi tadi jam 02.32, 12 Maret 2014.

Mari doakan mama, papa, dan keluarga Bara diberi kekuatan dan keikhlasan melepas Bara.


Thursday, June 27, 2013

Cinta Untuk Almira


Kedipan genit Blackberry membuat saya terpaksa menyentuh benda yang kian jarang saya sentuh itu. Pesan dari Mama Bara, berisi link dan icon sedih. Saya buka link itu, dan terlihatlah foto bayi montok dengan leher terbuka di FB. Iya. Terbuka. Seperti (maaf) digorok. Lalu bagaimana kita bisa diam setelah melihat foto itu?

Foto FB yang saya lihat adalah postingan teman Sylvi, bunda dari Almira Ramadhani Uzma, bayi tersebut. Setelah saya telurusi komen di foto tersebut, ternyata ada akun FB Sylvi. Saya baca timeline Sylvi dan mengikuti perkembangan Almira sembari ikut merasakan duka sang bunda. Ia bercerita tentang Almira yang harus dikemoterapi karena penyakit leukimia. Tentang keputusannya membawa pulang Almira dari rumah sakit karena kehabisan biaya. Tentang beratnya beban yang ia rasakan dan keputusasaan. Usahanya mencari pinjaman yang gagal... Duh... Yang paling membuat saya sedih adalah ceritanya ingin mengakhiri hidup. Ya, kadang saat kita merasa terhimpit, satu-satunya jalan keluar yang kita lihat adalah pulang. Kembali ke Pencipta. Namun tidak dengan mati, Sylvi... Dengan sujud :)

Jadi kemarin, Kamis, 27 Juni 2013, saya putuskan untuk ke Bandung menjenguk Almira. Di perjalanan saya telpon Sylvi dan mendapat ijinnya untuk menjenguk sekaligus menyebarkan berita tentang Almira agar banyak yang membantu. Sayangnya, Sylvi sudah harus kembali ke kantor. Sama seperti suaminya,  Iman Suherman, Sylvi bekerja sebagai buruh pabrik. Ia di pabrik sepatu sementara suaminya di pabrik tissue. Ia sudah sempat mengambil cuti 2 bulan untuk menunggui Almira di RS. Sementara ini yang menemani Almira adalah ibunda Sylvi, Bu Lisna.

Siang itu RSIA Hermina, Pasteur, Bandung terlihat penuh. Saya langsung menuju lantai 3 dan bertemu dengan Bu Lisna yang masih muda dan ramah. Saya tertegun melihat ketegaran seorang perempuan. Di bibirnya ia tersenyum dengan gurat pedih jelas terlihat di mata. Saya lihat di ranjang Almira bangun dan melihat dengan mata ingin tahu :)

Kami saling memandang, lalu Almira mengeluarkan bunyi-bunyi kecil, seperti erangan putus-putus. Tampaknya ia ingin mengadu bahwa lehernya yang diperban sakit sekali. Pipinya yang keras dan lucu juga sakit sekali. Tiap kali neneknya menyentuh pipinya itu dia menangis pelan. Tangannya diinfus, kakinya juga penuh luka. Kasihan sekali kamu, Nak :(

Almira, 27 Juni kemarin. Semangat ya, Nak :) 
Almira bersama Nenek, Bu Lisna yg tabah
"Almira ini kuat sekali. Bayangkan, dengan leher bolong seperti itu, tangan diinfus, bokong yang juga bolong, namun kalau saya mengajaknya bermain, dia masih bisa joget-joget. Saya nyanyi untuk dia, tapi perlahan air mata saya mengucur..." bu Lisna mengambil tissue. Saya tidak bisa berkomentar apa-apa. Hanya elusan di punggung, semoga bisa meringankan beban rasa.

Leher yang bolong karena infeksi :,((

Melihat video dan foto-foto yang tersimpan di ponsel bu Lisna, sungguh tak tega. Ada video yang jelas menunjukkan leher Almira yang banyak nanahnya, mata Almira yang bengkak juga karena nanah, dan bokong Almira yang luka seperti bolong, ada daerah hitam yang ternyata merupakan kulitnya yang sudah mati. Saat mengobrol dengan Bu Lisna, seorang dokter masuk untuk memeriksa telinga Almira dan memberitahu kalau gendang telinganya pecah. Astaghfirullah... :( 

Kondisi tubuh Almira memang drop karena menerima chemo dosis tinggi. Kulitnya infeksi, itu yang menyebabkan leher dan bokongnya luka. Saya sungguh tak tega membayangkan penderitaan bayi 10 bulan itu...

"Dia harus 2,5 tahun menjalani pengobatan kemoterapi, Mbak," cerita Bu Lisna. Banyak harta mereka sudah dijual untuk dana tambahan Almira. TV pun mereka tak punya lagi. Setiap hari ada resep yang harus ditebus. Tentu saja gaji orang tua Almira tak cukup untuk pengobatannya. Awalnya Almira mereka bawa ke rumah sakit negri, namun dari subuh mereka di sana hingga sore hari, tidak ada yang mau melayani dan membantu. Selalu disuruh tunggu dan tunggu. Karena kondisi Almira yang sudah turun, akhirnya atas saran seorang dokter Almira dibawa ke RS Hermina, Pasteur. 

Karena air mata dan rasa kasihan saja tidak menyelesaikan masalah, maka mari kita bantuin Almira, yuk! :)

1. Sumbang uang semampunya. InshaAllah mampu kok! Meski mungkin terasa berat karena diri sendiri banyak kebutuhan, tapi yakinlah, Allah SWT akan mengganti dengan berlipat. Ini kesempatan kita membersihkan harta. Uang cuma titipan, banyak hak orang lain di sana :) Silahkan salurkan ke Almira yang benar-benar butuh bantuan. Dibanding habis dipakai belanja atau jajan di cafe, kebahagiaan fana yang belum tentu manfaat. 

2. Doakan Almira. Sebut namanya dalam sujudmu, ingat dia ketika kau mengadu pada Tuhan. Mohon doakan kesembuhannya agar Almira lekas sehat dan bisa bermain lagi. Kekuatan doa itu luar biasa!

3. Sebarkan berita. Gunakan jejaring sosial seperti Twitter, FB, BBM, Mailing list, dan lain-lain. Bisa jadi kita hanya punya sedikit harta untuk membantu Almira, namun ada teman yang rejekinya lebih banyak dan ingin membantu. Jangan ragu mengajak kebaikan :) Benih kebaikan akan tumbuh menjadi pohon harapan, dan berbuah cinta yang membuat dunia tempat yang indah untuk ditinggali. 

Berikut adalah nomor rekening bank Sylvi, mama Almira.
Bank Mandiri Cabang Pupuk Kujang Cikampek
Sylvi Imbarawati
1320011474450
Almira belajar berjalan :)
Si cantik seperti boneka 

============================================================

Nama saya Azza Waslati. Dengan ini saya menjamin ini bukan berita hoax atau bohong. Saya sudah bertemu langsung dengan Almira dan neneknya, Ibu Lisna. Saya pun sudah ijin melalui telpon pada bunda Almira, Sylvi untuk menulis blog ini.

Tidur tak nyaman membayangkan banyak saudara-saudara kita yang menderita. Ada andil kita dalam kesengsaraan itu. Apa yang kita lakukan untuk meringankan beban mereka? Bisa jadi sekarang kita bisa nyaman menikmati semua kelebihan yang kita miliki, namun siapa menjamin besok-besok kita tidak mengalami hal yang sama? Saya doakan teman-teman semua selalu memiliki rejeki berlebih agar bisa bermanfaat bagi sesama, dilimpahi hati yang lapang, agar tenang, bahagia dan banyak pahala yang bisa menjadi tabungan di kehidupan selanjutnya :) 

Saya tidak mempublikasikan nomor keluarga Almira karena tidak ingin mereka terganggu dan bisa fokus merawat Almira. Namun bila ada yang benar-benar membutuhkannya, silahkan email saya ke bantuinyuk@gmail.com. Dengan izin mereka, akan saya berikan nomor ponselnya. Saya menganjurkan teman-teman untuk datang langsung ke RS dan memberi dukungan moral bagi Almira juga keluarga. Memiliki teman berbagi duka bisa memberi tambahan tenaga agar bisa bertahan hingga esok.

Let's save humanity, show love and compassion.

-Azza-

----------------------------------

UPDATE

Kemarin sore saya mendapat kabar duka dari Ibu Lisna, nenek Almira. SMS darinya memberitahu bahwa Almira telah meninggal dunia. SMS itu masuk jam 6 sore.

"Inalillahiwainalillahi Roziun Almira udh di panggil 4JJ. Nanti bangun dy Di Syurga"

Terima kasih sudah membantu Almira berjuang hingga akhir. Terima kasih telah menjadi sandaran bagi ayah dan bunda Almira di saat paling sulit dalam hidup mereka.
Semoga kebaikan menyertai kalian semua.
Almira tidak kesakitan lagi. Almira sudah bahagia di pelukan Penciptanya.


Friday, November 30, 2012

A Miracle Called Cecilia



30 November 2012

Apa yang ada di benak Anda, saat melihat seorang gadis 26 tahun menangis kesakitan namun berusaha untuk tersenyum? Dia tersengal tak bisa bernapas, namun dengan tegar membersihkan tenggorokannya sendiri yang bolong dengan selang untuk menghisap lendir yang membuatnya sulit bernapas?

Pemandangan itu sungguh nyata, dan terjadi di depan muka saya, kemarin malam.
Apa yang saya rasakan? Kemarahan. Marah karena saat itu saya tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolongnya. Juga merasa tak berdaya. Namun di depan komputer ini, saya berdaya. Ini cerita tentang gadis cantik yang baik hati bernama Cecilia Putty Vickend.

Seperti biasa, info saya dapatkan melalui email dan dimulai dengan "Dear Mbak Azza...". Kali ini email datang dari Dinda Poerbono @dindapoerbono. Ia bercerita bahwa temannya yang bernama Cecilia menderita kanker lidah stadium 4 dan saat ini membutuhkan bantuan.
Sebelumnya saya pun sudah tahu tentang Cecil dari teman saya Heri Purnomo, namun saya cek Twitter Cecil & blog-nya, saya kira dia sudah baik-baik saja. Tentunya sudah didampingi relawan. Apalagi setelah itu ada acara charity yang membuat dia diliput beberapa media. Karenanya sungguh kaget saat tahu dari Dinda bahwa Cecil di rumah karena terbentur biaya. How come??

Cecil selama 2 tahun menderita sariawan, namun berkali-kali ia cek ke dokter hanya dijawab itu adalah sariawan biasa. Setelah terlalu lama, akhirnya ada dokter yang berhasil menemukan bahwa itu adalah kanker lidah. Namun entah bagaimana, perawatan yang Cecil dapatkan setelah itu belum berhasil menyembuhkannya. Mulai dari chemo, herbal dan berbagai pengobatan alternatif.

Untuk detail tentang penyakit dan pengobatan yang telah Cecil alami, silahkan baca lengkapnya di postingan Cecil di blog Rumah Kanker. Saya tak ingin mengulas detail di sini, sebab secara medis, kronologis, saya tidak menguasainya. Selain itu ada liputan dari sebuah stasiun TV tentang Cecil seandainya teman-teman ingin melihat kondisi Cecil di akhir November 2012. Silahkan ditonton videonya di sini: Video Cecil. 

Capture video Cecil. Link ada di atas.


Saya hanya ingin berbagi bahwa Cecil ini hebat sekali! Di masa sehatnya, dia sering menolong anak-anak yang memiliki kesulitan fisik. "Cecil bahkan punya adik asuh," cerita Mama Cecil. "Tadi siang habis dari RS karena kondisi Cecil nge-drop, ia tetap ingin bertemu anak-anak yatim karena memang ada acara berbagi bersama mereka.". Sungguh saya kagum, sebab saya sendiri kalau sedang sakit boro-boro tersenyum apalagi berbagi, inginnya sembunyi di balik selimut dan tidur.
Namun Cecil? Saat jam 8 malam itu kami bertemu, dia sedang kesakitan, namun begitu melihat wajah saya, ia langsung tersenyum sambil menghapus air matanya. Dia hebat sekali! Saat itu juga saya berharap memiliki keajaiban untuk menghilangkan rasa sakitnya. Kalau saya tidak bisa menyembuhkannya, setidaknya membantu dia agar sakitnya tidak terasa begitu hebat, sehingga membuat dia bergetar dan menangis.

Wajah Cecil terlihat bengkak. Namun meski begitu, masih terlihat kecantikannya :) Apalagi sinar matanya yang terlihat indah. Anda harus melihatnya sendiri untuk mengerti.
Saat saya datang, dia sempat berkali-kali mengisyaratkan (karena ia tak lagi bisa bicara) tidak kuat lagi dan ingin pergi ke RS.  Namun Mamanya menawarkan oksigen dan memintanya untuk tenang. "Bukannya saya nggak mau antar di ke RS, namun kami tiap hari ya seperti ini. Ke RS juga penanganannya sama, diberi oksigen juga. Ini kemungkinan karena psikis. Jadi dia panik, saya pun bisa terbawa panik," Mama Cecil terlihat begitu letih. Bisa jadi karena ia hanya menangani Cecil sendirian. Tanpa pembantu atau perawat. Padahal, merawat Cecil bukanlah hal yang mudah. Memberi oksigen, membersihkan selang untuk menyedot lendirnya, mengangkat Cecil saat ia harus pindah ke kursi roda atau ke ranjang, memblender makanan untuk Cecil, dan masih banyak lagi.

Kondisi fisik Cecil sekarang belum begitu bagus. Belum, sebab saya yakin dia akan berjuang dan menang (amiin ya Allah, amiin...). Pahanya sebesar lengan saya, kuruuus sekali. Kalau biasanya dia bisa menulis, akhir-akhir ini dia sering lemas dan bahkan untuk menulis pun sulit. Lidahnya membengkak, mengakibatkan mulutnya sulit tertutup. Untuk makan sekarang Cecil menggunakan selang melalui leher.

"Seandainya ada rejeki Cecil, ingin sekali dia bisa mendapatkan pengobatan yang tuntas. Dalam arti, supaya dia bisa benar-benar sembuh. Kasihan sekali melihat dia seperti sekarang," mata Mama Cecil terlihat tergenang air mata.

Saya browsing tentang Cecil dan terdapat beberapa blog yang bercerita tentang betapa baiknya perempuan cantik satu ini. Ada seorang yang bercerita bahwa Cecil sering membayari SPP-nya saat SMA, memberinya uang untuk ikut study tour tanpa orang tersebut tahu. Ada juga yang bercerita bahwa meskipun sakit, Cecil selalu tersenyum, tegar, dan tak pernah ragu menolong orang lain. Ia senang terlibat kegiatan sosial. A miracle called Cecilia, I say :)

========

Teman-teman, dulu di saat sehatnya Cecil sering menolong anak-anak yang berkebutuhan khusus, mengunjungi pasien kanker dan anak yatim. Bisakah kita, di saat Cecil sakit dan tak berdaya seperti sekarang, membantunya agar bisa segera sembuh dan kembali melakukan aktifitas sosial yang ia cintai? Bantuin Cecil yuk!

1. Perawat. Apakah Anda perawat atau memiliki kelebihan dana untuk menyewakan Cecil perawat? Saya pikir itu yang paling ia butuhkan saat ini selain dana. Mama Cecil yang letih tentunya akan sangat terbantu bila ada orang yang bersedia membantunya.

2. Bantu Dana. Dengan adanya uang, tentunya Cecil akan lebih leluasa berobat, dan yang penting: tuntas pengobatannya. Saya mengharapkan Cecil bisa mendapat perawatan terbaik. Semoga teman-teman mau menyisihkan dana, berapa pun jumlahnya untuk membantu Cecil agar bisa mendapatkan pengobatan. Jangan pernah merasa sumbanganmu terlalu kecil, sebab kita melakukan ini bersama-sama :) Dan jangan ditunda ya? Cecil membutuhkan perawatan secepatnya.

Bantuan untuk Cecil bisa ditransfer langsung ke Mama Cecil:
Devie Brigida 
BCA 625 003 2046 Cabang Joglo, Jakarta

3. Sebarkan berita. Beri kesempatan pada teman kantor, teman sekolah, keluarga, dan siapa pun yang Anda kenal untuk membantu Cecil. Kita mungkin hanya bisa mentransfer Rp 100 ribu, namun siapa tahu teman kita memiliki rejeki lebih banyak sehingga dia bisa transfer Rp 1 juta. Hanya dengan men-share link blog ini melalui Twitter, FB, Path, BBM, BBG, Email atau milis, Anda sudah sangat amat berjasa membantu Cecil.

4. Doakan. I don't believe in fairy tales, but I do believe in miracles. Doa sangatlah kuat. Doa kita yang tulus memohon agar Cecil disembuhkan, tentulah didengar oleh Pemilik Jagad Raya ini. Jangan letih, jangan bosan, doakan Cecil dalam doamu, sholatmu, ingatmu. Karena dalam tiap doa yang kau ucapkan, doa yang sama pula diberikan malaikat untukmu.

Teman-teman, untuk ke sekian kalinya saya memohon; Cecil butuh uluran tangan kita. Butuh kehangatan kasih sayang kita. Butuh komitmen kita untuk menolongnya melalui masa-masa sulit ini. Bisa jadi kesembuhannya ada di keikhlasan kita menolongnya. Bisa jadi Anda adalah jalan yang dituliskan Tuhan untuk menyembuhkannya. Karena itu, yuk bergerak! Yuk bantuin Cecil! Semoga Tuhan membalas semua kebaikanmu dengan berlimpah, melindungimu, orang-orang yang kau cintai dan keluarga.

========

Semua cerita ini adalah benar, bukan hoax. Saya, Azza Waslati saat ini adalah konsultan kreatif untuk digital agency. Saya sebelumnya juga merupakan VP Marketing & Sales untuk Solvo (solvo.co.id), Marketing Director untuk Dealkeren.com, Creative Director untuk m-STARS, dan wartawan di Her World, Cita Cinta, MTV Trax magazine, Bintang Millenia. Mantan Penyiar radio di MGT FM Bandung, X Radio Bandung, dan produser di Hard Rock FM Bandung.

Saya sudah mendapat ijin Mama Cecil untuk menulis tentang Cecil di blog ini, agar semakin banyak orang yang mau membantu Cecil. Relawan untuk Cecil (karena saya memegang beberapa keluarga untuk didampingi) adalah Dinda yang merupakan teman Cecil dan memberitahu saya tentang kondisinya. 

Selanjutnya untuk update tentang Cecil silahkan lihat di Twitter Dinda (@dindapoerbono) atau telpon langsung Dinda di 0817-718-732. Saya tidak membagi nomor HP Mamanya Cecil sebab saat ini pun beliau sudah terlalu letih mengurus Cecil. Untuk memberikan bantuan langsung, silahkan hubungi Dinda, dia akan memberitahu alamat & nomor telpon Mama Cecil.

Update tanggal 26 Desember 2012:

Sesungguhnya kepunyaan Allah pasti akan kembali ke Allah...
Telah berpulang ke rahmatullah, Cecilia Putty Vickend.
Seorang gadis yang baik, yang hebat, yang mengajarkan tentang kebaikan, cinta kasih dan kepedulian terhadap sesama. Seorang inspirator di saat sehat dan sakit.

Semoga Allah SWT melapangkan jalanmu, memelukmu erat di dalam kasih-Nya.
Saat ini Cecil sudah tidak kesakitan lagi :)
Mohon terima Cecil, ya Allah. Berikan ia tempat terbaik.
Ampun dosa-dosanya, terima segala pahalanya dan lipatgandakanlah ya Allah, karena dia telah menyentuh begitu banyak jiwa.

Maha Suci Allah dengan segala kehendak-Nya.
Sesungguhnya Engkaulah Raja di atas Raja, Pemilik Langit & Bumi serta segala isinya.
KuasaMu meliputi segala sesuatu, mohon kabulkanlah doa kami untuk Cecil.

Amin...

Tuesday, November 20, 2012

Perjuangan Seorang Kepala Keluarga

Umurnya 70 tahun lebih. Namun ia harus berangkat dari rumah jam 4 subuh kalau ia ingin sampai kantornya tepat waktu. Demi gaji Rp 700 ribu, Pak Soid giat bekerja menafkahi istri dan anaknya yang lumpuh. Saking letihnya, pada suatu ketika ia sempat ingin mengakhiri hidupnya dan keluarga dengan meminum racun serangga. 


Pak Soid, sang pekerja keras

Cerita berawal dari email yang saya dapat dari Fitri (@fiantie), 14 November lalu. Berikut cuplikan emailnya. 


Dear Mba Azza,

Didaerah Pamulang Tangerang ada seorang Kakek yang usianya sudah renta sekali kira2 umurnya sudah melebihi 70thn. Beliau tinggal bersama istrinya yg lumpuh dan seorang anaknya yg juga lumpuh. Si kakek dengan usia yg sudah renta masih harus bekerja karena beliau sudah tdk punya sanak family lg.Beliau bekerja sbg OB di Pelabuhan Tanjung Priok. Bayangkan kakek setua itu berangkat subuh dr Pamulang ke Tj Priok & smpe rumah jam 9 malam. sebelum berangkat & plg kerja, si kakek harus menyiapkan makan yg diletakkan di dekat anak & istrinya berbaring. Selain itu si kakek juga harus membersihkan kotoran2 istri & anaknya tsb.

oiya, si kakek bernama Pak Soid. Beberapa wktu lalu ada kejadian yg amat sangat memilukan. Pak Soid &keluarga berniat untuk meminum racun serangga karena sudah tidak kuat dgn penderitaan yg mereka alami. Untung ada tetangga yg mengetahui sehingga hal tersebut tidak terjadi.

Maksud saya mengirimkan email ini adalah saya ingin meminta bantuan Mba Azza, sebab saya tidak bisa melakukan banyak hal untuk si Kakek. Mohon bantuannya Mba.

Regards,

Fitri
08988941425
@fiantie

Tanpa banyak pikir saya langsung menyetujui untuk membantu Fitri. Saya tidak ingin kejadian teman saya terulang lagi. Teman saya sempat cerita, seorang kenalannya hendak meminjam uang karena tak tahan lama sakit. Ia menyetujui namun belum sempat memberi karena sibuk. Tak berapa lama, ia mendengar kabar orang tersebut sudah meninggal bunuh diri. Rasa sakit itu tak tertahankan lagi rupanya :(

Singkat kata, saya tidak bisa meninggalkan rumah karena sebuah kejadian. Akhirnya baru hari ini, Selasa, 20 November saya bisa mengunjungi Pak Soid. Rumahnya di daerah Pamulang. Dari arah Ciputat mengarah ke RS Sari Asih, lalu akan melewati Danau Sasak. Di dekat Danau Sasak ada Indomaret. Tepat di sebelah Indomaret ada Gang Saidin, RT 2/RW3, Bambu Apus, Pamulang. Alamat lengkapnya tidak tahu. Namun patokannya sebuah masjid besar di Gang Saidin. Begitu sampai di situ, tanya saja Kakek Soid yang keluarganya lumpuh, biasanya tetangga sudah tahu. 

Jam 3 sore, ditemani hujan saya memasuki gang Saidin ditemani Mbak Tarni, tetangga Pak Soid yang dari awal sangat peduli dengan kondisinya. Saya mendapatkan nomor Mbak Tarni dari Fitri. 
"Saya mulai khawatir saat nggak pernah lihat istri Baba Soid lagi, Mbak. Biasanya kan emak keluar rumah tuh, tapi udah berapa minggu saya gak ketemu. Pas tanya Baba, ternyata udah lumpuh juga, sama kayak anaknya! Kasihan deh Baba. Sekarang dia yang harus masak, mandiin, ngurusin, dan segalanya. Padahal dia juga masih harus kerja buat nafkahin anak istrinya," terang Mbak Tarni yang baik hati ini. Alhamdulillah, masih ada orang yang tulus peduli pada tetangganya.


Sampai di rumah Pak Soid, gelap. Lampu tidak mereka nyalakan di sore hari kelam itu. Mungkin biar ngirit. Di atas meja tamu ada kucing montok yang cukup terawat. Pak Soid mempersilahkan saya masuk. Pak Soid terlihat kurus, tua, namun matanya bercahaya. Penuh semangat. Saya langsung menghormatinya :) Di dinding rumahnya terpajang foto-foto presiden; Soekarno, Soeharto dan Megawati. Celingukan saya cari foto presiden lainnya, nggak ada. Ada sekitar 3 foto Soekarno di sana.

"Waktu kerja di Priok, sebelum adzan subuh saya udah harus berangkat. Naik angkot 2 kali dari sini. Saya kerja di sana udah dari tahun 1977, punya beberapa anak buah," ceritanya dengan logat Betawi yang kental. Pak Soid dan istri memang asli Betawi. Untungnya, saat ini Pak Soid sudah mendapat pekerjaan baru sebagai tukang sapu jalanan di daerah sekitar. Jadi dia tak harus berjuang berangkat sebelum subuh dan pulang malam hari lagi.






Namin, 30 thn-an, hanya bisa menggerakkan kepala. Lainnya lumpuh.


Tiap malam menjerit-jerit minta dipukul
"Si Namin waktu sekolah memang pernah jatoh, sampe jalannya agak aneh. Tapi dia nggak mau cerita. Memang anaknya gitu. Beberapa lama baru ngaku dia pernah jatoh. Tapi dia lumpuh ini, sebenernya karena jatuh di tempat kerja. Ngegelundung dari tangga. Nggak mau ngaku juga sama saya! Setelah  beberapa lama baru ngaku, kan jadi telat ngurutnya. Tapi yang paling bikin dia lumpuh adalah waktu bininya keguguran. Nah, abis itu udah dia nggak bisa bergerak. Kaki sama tangan nggak bisa gerak. Cuma bisa ngomong doang," cerita Pak Soid panjang lebar. Istri Namin meninggalkan dia.

Saya masuk ke ruangan dimana Ibu Soid tidur di atas ranjang, sementara anaknya Namin yang umur 30-an tidur di bawah. Bau pesing menyengat. Pak Soid bercerita kalau istrinya lumpuh karena Namin sering meminta digeret atau dipindahkan. Ibu Soid yang sudah tua, hampir 80-an tentunya tak kuat lagi. Lama kelamaan, bukan cuma bungkuk, akhirnya dia pun tak bisa berdiri akibat memaksakan diri mendorong atau mengangkut anaknya. Sekarang, kalau Pak Soid bekerja, dia merangkak semampunya untuk melayani anaknya.



Saya jongkok di sebelah Ibu Soid, mengajaknya dan Namin ngobrol. Bau pesing dan kotoran tak tertahankan. Bukan ruangan yang layak untuk manusia sehat. 
"Ini Namin, kerjanya teriak-teriak minta dipukul pakai bambu! Malem-malem juga jerit-jerit terus, tetangga sampai terganggu!" kata Ibu Soid.
Dari cerita Pak Soid, saya jadi tahu kalau Namin sering minta dipukul kaki dan tangannya karena kalau kakinya lurus terus, ia akan merasa kesakitan. Mungkin pegal ya? Saya tak mengerti. Jadi ya kerja Ibu Soid adalah memukuli kaki anaknya. Saat kakinya lurus dan kejang, ia akan memukulnya supaya bisa bengkok, ditekuk. Saat ingin lurus lagi, ya harus dipukul lagi :((
Karena terlalu sering dipukuli kaki dan badan Namin jadi luka-luka dan borokan. 

Melihat Namin rasanya ingin menangis. Seonggok badan. dengan tangan yang sangat kurus. Mungkin seperti tangan bayi. Badan dan bajunya dekil. Dan yang jelas bau :( Mereka sungguh terlantar. Saya mengerti Pak Soid sudah sangat tua, dan tentunya sulit baginya untuk membersihkan anak & istrinya tiap hari. Namun tak terbayangkan oleh saya, bagaimana rasanya tidur, tergeletak dengan kotoran kita sendiri? Karena kita lumpuh dan tak berdaya pergi ke kamar mandi. Ya Allah... ampuni hamba... 

Tak berapa lama saya menoleh ke sebelah kanan tempat saya jongkok. Ada beberapa kaleng. Satu kaleng berisi cairan. Dan sungguh saya menyesal melihatnya. Ternyata itu tempat menampung pipis sang ibu dan anak :(

Di ruangan yang sama juga adalah tempat mereka menyimpan makanan. Terlihat sepiring nasi dan ikan yang sudah dihancurkan, tanpa lauk lain. Saya bertanya apakah Namin sudah pernah diobati. Menurutnya pernah sekali dengan dokter umum, namun katanya cuma darah rendah saja. Tak pernah ada diagnosa tentang penyakit lumpuhnya. Jadi, sampai sekarang tidak pernah ada pemeriksaan medis untuk mengetahui kenapa Namin bisa lumpuh. Tidak pernah diperiksa dan tidak tahu solusi apa yang diperlukan. 

Saya bicara dengan Pak Soid, apa yang ia harapkan. Dengan perlahan saya melemparkan ide, apakah dia ingin beristirahat di rumah jompo asuhan negara. Dimana ia bisa beristirahat, berkumpul dengan sesama teman manula, dan tak perlu memikirkan harus makan dari mana. Namun dia bilang, anaknya Namin masih ingin dia urus. Intinya, mereka ingin tetap bersama, dalam susah dan senang. Dan karena dia masih mampu, dia ingin tahu, sejauh mana sih dia bisa mengurus keluarganya. "Ikutin aja, Neng, ini segimana jauhnya,". Dalam hati saya teringat rencananya minum obat serangga. Ya Tuhan, kuatkanlah dia dalam menjalani pelajaranmu ini... Semoga kehadiran saya dan teman-teman yang peduli bisa menambah semangat hidupnya, bisa menghangatkan hatinya, bisa menumbuhkan harapan untuk masa tua yang lebih damai dan nyaman. 


Makan siang Bu Soid
Namin saat sehat


Dapur

Meja makan dgn beras pemberian


Ruang tidur bersama

Pak Soid & Bu Soid muda


















"Saya bangga pada presiden, mrk bapak saya!"












====

Teman, ini yang saya usulkan kita lakukan; Let's adopt this family! Anda pernah dengar kan kalau kita bisa memiliki anak asuh dari keluarga tak mampu? Jadi, anak tersebut tetap tinggal dengan keluarganya atau panti asuhan, kita cukup memberikan dana sekian agar ia bisa tetap sekolah. Bagaimana kalau kita lakukan hal yang sama dengan Pak Soid? 

Cara membantu Pak Soid dan keluarga:
1. Sisihkan uang semampu kita untuk biaya hidup Pak Soid dan keluarga secara konsisten. Rp 50 ribu atau lebih kecilpun tak apa. Saya yakin per bulan ada kok yang mau membantu juga. Jadi kalau dikumpulkan hasilnya akan banyak. Kuncinya: sumbanglah jumlah yang tidak memberatkan untukmu, tapi kamu bisa konsisten melakukannya secara berkala. Misal, tiap bulan menyumbang Rp 30 ribu untuk Pak Soid, tapi kamu lakukan secara rutin.

Berikut rekening Pak Soid: 
Bank BRI Cabang Pamulang 0919-01-025336-53-0 
atas nama A SOID

Lebih bagus lagi kalau teman-teman datang sendiri ke rumah Pak Soid dan memberikan bantuan langsung. Saran saya, langsung berikan sembako agar beliau tak capek berbelanja. Lebih bagus kalau Anda ketemu dulu beliau untuk mengecek apa yang kurang di rumahnya. 

Pak Soid ternyata lebih senang memasak sendiri. Awalnya saya ada ide memberikan dia layanan makan sepuasnya di warteg daerah situ (kita bisa simpan uang di warteg tersebut, jadi Pak Soid bisa makan kapan saja), tapi dia menolak. 

2. Kunjungi Pak Soid, beri dia bantuan moril. Tidak semua orang punya uang lebih dan mampu berkomitmen "mengadopsi" sebuah keluarga. Tak apa, kita lakukan semampu kita saja :) Temui Pak Soid, ajak bicara. Temani Bu Soid, kuatkan Namin juga menjalani cobaan ini. Perhatian dan kasih sayang kita akan membantu mereka menjalani hidup yang terkadang terasa berat ini.

3. Bantu doa. Prayer is underrated. Doakan Namin bisa sembuh dan Pak Soid dimudahkan dalam segala urusannya.

4. Bila Anda dokter atau punya koneksi ke petugas kesehatan: bantu periksa Namin. Jadi kita bisa tahu bagaimana cara terbaik menolongnya. Ia baru berusia 30 tahunan namun lumpuh dan tak berdaya tanpa tahu alasannya. Saya pribadi akan berusaha mencari bantuan medis untuknya, dan akan saya update di blog ini atau twitter saya (@_ _ azza). 

=======

Semua cerita ini adalah benar, bukan hoax. Saya, Azza Waslati saat ini adalah konsultan kreatif untuk digital agency. Saya sebelumnya juga merupakan VP Marketing & Sales untuk Solvo (solvo.co.id), Marketing Director untuk Dealkeren.com, Creative Director untuk m-STARS, dan wartawan di Her World, Cita Cinta, MTV Trax magazine, Bintang Millenia. Mantan Penyiar radio di MGT FM Bandung, X Radio Bandung, dan produser di Hard Rock FM Bandung.

Saya bertemu langsung dengan Pak Soid, di rumahnya di Gang Saidin, Pamulang, Tangerang untuk meminta ijin membuat tulisan ini. Relawan penanggung jawab untuk "Bantu Pak Soid" adalah Fitri yang saya kenal melalui twitter. Silahkan telpon Fitri di 0898- 894-142-5 atau melalui email di v3.daiva@gmail.com.

Email saya (Azza) bantuinyuk@gmail.com


Untuk bantuan teman-teman, dari hati paling dalam dan paling tulus, saya mengucapkan terima kasih. 

Tidak satu pun benih kebaikan yang kau tanam akan sia-sia. Tapi dia akan menjadi pohon kebaikan yang akan memberikan banyak manfaat bagi dirimu sendiri & orang-orang yang kau cintai :) Semoga suatu saat, ketika kau membutuhkan tangan untuk menolongmu keluar dari kesusahan, akan banyak tangan terjulur membantumu, Teman :)


Let's save humanity. Show love & compassion. Bless you all.

--((UPDATE))--

Beberapa bulan yang lalu saya menerima kabar dari Fiantie bahwa Mas Namin sudah berpulang ke Rahmatullah. Mari kita doakan agar Beliau diterima di sisi-Nya dengan baik, dan semoga Pak Soid dan Istri diberi kekuatan dan kebaikan untuk selanjutnya. Maha Besar Tuhan dengan segala rencana-Nya.

Sunday, September 23, 2012

Abi, bangun, Nak...



SEKITAR semingguan yang lalu saya mendapat BBM dari Nuli bahwa ada seorang anak yang sudah sebulan lebih koma di RS UKI. Ia bertanya apakah saya ingin menitip sumbangan. Saya tidak sempat balas karena saat itu sedang meeting. Namun dalam hati saya sudah niatkan membantu. Dan saya, seperti biasa, berusaha menepati janji. Berjanji tandanya sudah mengirim sebagian jiwa kita ke tujuan itu. Begitu kata orang bijak. Dan niat, Teman, meski dalam hati adalah janji :)

Akhirnya kemarin saya sempat mengunjungi anak itu. Jam 3 saya janjian dengan Mbak Tri, mama anak tersebut. Pertama kali melihat Mbak Tri dan Mas Sudiro, saya bisa melihat melihat jelas kesedihan di mata mereka. Namun bercampur dengan ketabahan, syukur, dan kepasrahan. Dari awal, hati saya dipenuhi rasa kagum terhadap pasangan ini.

Mbak Tri bercerita bahwa jagoannya berumur 10 tahun, dan bernama Abi, singkatan dari Abimanyu. Nama lengkapnya Israq Abimanyu.

Abi, sang ksatria dalam pewayangan
Abi menggemari Bruno Mars dan komik Conan. Dia juga sangat menyukai games, komputer, internet dan berenang. Namun ada satu hal yang sangat-sangat identik dengan Abi; wayang!
Dia penggemar berat wayang. Sampai-sampai ketika adiknya lahir 8 bulan lalu, Abi ikut memberikan nama. Parikesit. Itu nama yang ia pilih untuk adiknya. Alasannya,
"Aku ingin adikku jadi raja, Ma. Di wayang, Parikesit itu raja. Sementara Abimanyu adalah ksatria." Kesit, begitu nama panggilan adiknya.
Abi senang berenang

"Abi biasa saya sebut si lembut hati. Kalau baca puisi yang mengharukan, dia bisa menangis. Begitu juga menonton film yang sedih. Gampang dia berlinang air mata. Anaknya kalem, nggak ngerepotin, dan penurut," mata Mbak Tri berkaca-kaca menceritakan tentang anak sulungnya itu. Terlihat jelas ia bangga.

Lalu datanglah cobaan itu. Awalnya Abi operasi usus buntu. Dan setelah itu kerap merasa pusing dan mual. Meski ia masih bisa beraktifitas, namun tentu saja itu membuat keluarganya khawatir. Apalagi Abi jarang sekali sakit. Setelah sebulan minum obat pusing, maag, penahan rasa sakit dan lain-lain, akhirnya pemeriksaan lari ke CT scan. Lalu ketahuan bahwa ada tumor di kepala Abi. Ukurannya kurang lebih 3 cm, dan ganas. Tindakan pun dilakukan. Segera dioperasi dilakukan. Awalnya penyedotan cairan kepada dilakukan dan sukses. Setelah itu, mereka melanjutkan dengan operasi mengangkat tumor di kepala Abi. Dokter sudah memberitahukan risikonya 50:50. Setelah selesai operasi pertama, Abi tanpa gentar menyetujui operasinya yang kedua.

Abi dan Adek Parikesit
 "Mama nanti akan ada di ruangan kan saat aku dioperasi? Nanti kalau habis operasi aku langsung panggil Mama ya?" begitu katanya. Saya membayangkan wajahnya yang tanpa takut menghadapi operasinya itu. Hebat sekali kamu, Bi!

Mata Mbak Tri tergenang air, meski tak ada yang turun. Sama seperti mata saya.  Dan sejak saat itu, Abi belum terbangun. Dokter mengatakan harusnya 1x24 jam dia sudah bangun. Tumor berhasil diangkat 70%. Masalahnya, Abi belum bangun. Dan secara medis mereka tidak tahu penyebabnya. Lalu apa yang bisa mereka lakukan? Berusaha mempertahankan hidup Abi.

Sehari di ruang ICU RS Uki, biaya yang mereka keluarkan untuk ruangan dan lain-lain kurang lebih Rp 4 juta/hari. Dan untuk obat-obatan kurang lebih Rp 1 juta. Saat mempersiapkan operasi Abi, mereka sudah menjual aset yang bisa dijual, namun tetap saja; bagaimana kalau dana sudah habis? Alhamdulillah, mereka sempat mendapat Surat Keterangan Tanda Miskin, dan hanya membayar 25% dari total tagihan. Namun, maksimal pengeluaran untuk SKTM adalah Rp 125 juta, dan jumlah itu habis dalam waktu 1 bulanan saja. Sekarang mereka sedang berusaha mengurus SKTM lagi, sebab mereka tidak tahu kapan Abi akan bangun.

Saat jam 17.00, saya bisa masuk menjenguk Abi. Saat saya menyentuh tangannya, kepala Abi bergerak. Saya tersenyum. Saya remas tangannya pelan. Saya doakan dia dengan setulus mungkin. Ada getaran mengalir dari tubuhnya ke tubuh saya, dan begitu sebaliknya. Abi tahu saya datang, dan kami berkomunikasi dalam bahasa  yang ajaib. "Fight for me," entah saya berkhayal atau tidak, tapi itu yang saya rasakan.

Abi, 22 September 2012
Abi & Mbak Tri

Saya melihat Mbak Tri berkomunikasi dengan Abi. Kasih sayang begitu tulus dan sempurna. Sempurna. Beginilah kasih manusia seharusnya. "Saya tahu pasti Allah SWT sayang sekali sama Abi. Tapi saya mohon, seandainya boleh, saya mohon diberi kesempatan untuk merawat dan membesarkan Abi. Beri saya kesempatan lagi..." Mbak Tri mencurahkan hatinya.

Mbak Tri mengelus kepala Abi, menciuminya, membisiki telinganya, dan terkadang, kepala Abi bergerak.

"Abi, bangun, Nak..."
Dan saya pun pergi, membiarkan mereka berbagi momen indah itu berdua.

Bangun, Abi! Main Yuk? :)


                                                                    ============

Teman-teman, yuk kita bantu Abi :)
1. Sumbang uang semampu yang kita bisa. Tidak ada uang yang terlalu kecil jumlahnya untuk menolong seorang anak yang butuh bantuan.
2. Doakan Abi setulus mungkin. Allah SWT pasti mendengar doa kita. Ayo kita tanpa jemu mendoakan Abi.
3. Sebarkan berita ini, lewat BBM, Twitter & FB. Biar semakin banyak orang yang membantu Abi. Beri link ke blog ini.

Berikut adalah nomor rekening Mbak Tri.
TRI MULYANI
BRI UNIT TONGKOL JAKARTA
0869-01-002062-50-7

update:
tadi ada beberapa teman yang email saya kesulitan transfer ke rekening Mbak Tri, saya tanyakan lagi ke beliau dan ada 2 rekening lagi: 1 punya ayah Abi, 1 punya Abi sendiri.

Rekening Abi yang dipegang Mamanya.
ISRAQ ABIMANYU QQ TRI MULYANI
BTN CABANG CIBITUNG BEKASI
00016-01-51-006626-4

rekening Papanya Abi
SUDIRO WIHARJA
BANK PERMATA CABANG JAMBI
4001164290

Semua cerita ini adalah benar, bukan hoax. Saya, Azza Waslati saat ini bekerja sebagai Project Director untuk Dress Me Up oleh dr.m, yang meluncurkan fashion line milik Tantri "Kotak" dan Giselle. Saya sebelumnya juga merupakan VP Marketing & Sales untuk Solvo (solvo.co.id), Marketing Director untuk Dealkeren.com, Creative Director untuk m-STARS, dan wartawan di Her World, Cita Cinta, MTV Trax magazine, Bintang Millenia. Mantan Penyiar radio di MGT FM Bandung, X Radio Bandung, dan produser di Hard Rock FM Bandung.

Saya bertemu langsung dengan Mbak Tri, mama Abi di RS UKI, Jakarta untuk meminta ijin membuat tulisan ini. Email saya (Azza) bantuinyuk@gmail.com. Saya tidak bisa membagikan telpon Mbak Tri karena kasihan beliau punya bayi dan harus fokus mengurus Abi. Namun, saya bersedia dihubungi kapan saja untuk membantu. Terima kasih.

Untuk bantuan teman-teman, dari hati paling dalam dan paling tulus, saya mengucapkan terima kasih. Let's save humanity. Show love & compassion. Bless you all.

-------------------------------
UPDATE

Sudah beberapa lama Abi berpulang ke rahmatullah, dan saya serasa berat menuliskannya :) Bisa jadi karena menuliskan berarti melepaskan. Saya masih ingat tengah malam telpon saya berbunyi, tepatnya 7 Februari 2013, jam 01.20 pagi. Terdengar suara Mama Abi, Mbak Tri menangis dan memberitakan Abi meninggal.

Kondisi tubuh Abi sangat baik karena Mamanya sendiri yang mengurusi makanannya. Aneka makanan segar buatan rumah yang terdiri dari sayur dan buah. Raw living. Kami berharap Abi bisa sembuh seperti beberapa cerita sukses lainnya.

Namun Allah SWT memiliki rencana tersendiri. Hidup memang tak pernah milik kita. Semua upaya yang kita lakukan hanya menunggu keputusan Allah semata. Meski begitu tidak pernah ada kesia-siaan dalam perjuangan ini :). Abi telah berhasil mengajarkan banyak hal dalam tidurnya. Tentang perjuangan, keberanian, kecintaan pada keluarga. Abi telah menyentuh banyak hati sekaligus menjadi inspirasi.

Post tentang Abi di blog ini saya biarkan untuk siapapun yang ingin menyayangi Abi. Mendoakan Abi. Belajar dari Abi. Seperti saya sendiri belajar darinya. Jangan menyerah. Jangan kalah. Berjuang keras seperti Abi, sampai Tuhan memberikan keputusan terbaik dari-Nya.



Sunday, September 9, 2012

Perjuangan Baru Asroel

"Silence" by Asroel
Muhamad Asroel kemungkinan besar dilahirkan untuk memberi banyak pelajaran bagi kita. Tentang perjuangan, kegigihan, rasa syukur, dan karunia Tuhan yang terhingga.

Pria yang lahir di Gondang tahun 1979 ini tidak memiliki tangan dan kaki yang lengkap. Ia hanya memiliki 1 buah kaki. Namun dengan kaki kanannya itu, dia bisa menghasilkan banyak sekali lukisan indah. Mulai dari hasil ciptanya sendiri, hingga replika lukisan para pelukis besar seperti Van Gogh, Dali, Rembrandt, dan masih banyak lagi yang seringkali dibeli oleh turis mancanegara saat mengunjungi Bali.

Tahun 2006, melalui perjuangan panjang ia akhirnya berhasil menikahi gadis idamannya, Siti, yang ia temui semasa masih menjadi pengrajin seni di Yogyakarta. Awalnya pernikahan ini ditentang oleh kedua orang tua si gadis, yang bahkan memaksanya ke Kalimantan. Namun, seiring dengan waktu, apalagi ketika mereka telah memiliki 2 orang anak, mertua Asroel pun bisa menerima pernikahan mereka.

Saat ini Asroel kembali harus berjuang. Istrinya tercinta terkena kanker payudara, stadium akhir. Kanker mulai masuk ke paru-paru. Mereka baru sadar karena Siti sering sesak. Sewaktu di rumah sakit, sudah disedot beberapa kali dan sekali sedot bisa dapat 1 liter.

Informasi ini saya dapatkan dari Nanda (Binanda Hendarin), teman saya SMP di Balikpapan dulu yang sekarang tinggal di Bali. Nane sendiri pernah merasakan kehilangan Mama tercinta karena tumor otak. Jadi,  Nane sangat peduli terhadap siapapun yang perlu dibantu. Tante Nane (Kurniawati Soetikno) juga adalah Ketua Bali Cancer Center di Bali.

Untuk membantu, bisa langsung ke
Bali Cancer Care Community
Jln Pulau Komodo 1 No 4, Denpasar,
bertemu dengan Muhamad Asroel.


artikel tentang Asroel

Asroel & Siti tetap tabah & mesra :)
Asroel & kedua buah hatinya

Asroel tertidur habis menunggui Siti


Karya Asroel
Karya Asroel
Gandhi, lukisan Asroel project Peace Makers









Tentang Bali Cancer Community



Bali Cancer Care Community





























Materi tulisan ini saya dapatkan dari Nane, berawal dari blast BBM darinya. Sebagian foto saya dapatkan dari Nane dan juga internet, dengan sumber:
http://berita.liputan6.com/read/171204/asroel-jadi-pelukis-meski-tak-punya-tangan
http://www.senanghati.org/asroel.html
http://www.balispirit.com/arts/portraits_of_peacemakers.html (menjembatani gap antar agama yang timbul akibat bom Bali, Asroel memulai project menggambar para pembuat perdamaian, seperti: Gandhi, Martin Luther King, Jr, dll.)
http://www.baliadvertiser.biz/articles/numdeplum/2012/right_foot.html (berisi interview dengan Asroel yang sangat bagus sekali oleh Uma Anyar. Saya sarankan teman-teman membaca untuk lebih mengenal Asroel. Ia memiliki pribadi yang mengagumkan).

Tulisan ini dibuat oleh Azza Waslati, mantan wartawan majalah Her World, Cita Cinta, Bintang Millenia, yang sekarang bekerja sebagai konsultan kreatif dan penulis lepas.
Saya adalah bagian dari gerakan sosial; Gerakkan Indonesia (www.gerakkanindonesia.com) yang fokus pada Berpikir, Berucap & Bertindak Positif untuk membangun semesta yang lebih baik.  Anda bisa menghubungi saya di bantuinyuk@gmail.com

Situs ini saya dedikasikan untuk siapapun yang senang menolong ataupun butuh pertolongan. Mohon sebarkan, kita bangun dunia ini menjadi surga bagi seluruh mahluk, dan warisan indah bagi anak-anak kita .

(UPDATE)
Beberapa bulan yang lalu, Asroel menghubungi saya untuk mengabari istrinya tercinta telah berpulang ke Yang Maha Kuasa. Beliau juga meminta saya menurunkan tulisan tentang Beliau karena tak ingin ada yang mentrasnfer uang sementara istrinya sudah meninggal, "lebih baik uangnya digunakan untuk membantu yang lain, Mbak."
Namun saya nego agar cerita ini bisa tetap ada supaya menjadi pelajaran bagi kita semua tentang perjuangan hidup Asroel dan almarhum istri.
Mari kita doakan agar Beliau bisa hidup bahagia tak kekurangan apapun. Dan kita doakan juga almarhum Mbak Siti bisa diberi tempat terbaik di sisi-Nya.

Sesungguhnya milik Allah SWT akan kembali ke Allah SWT.