Friday, November 30, 2012

A Miracle Called Cecilia



30 November 2012

Apa yang ada di benak Anda, saat melihat seorang gadis 26 tahun menangis kesakitan namun berusaha untuk tersenyum? Dia tersengal tak bisa bernapas, namun dengan tegar membersihkan tenggorokannya sendiri yang bolong dengan selang untuk menghisap lendir yang membuatnya sulit bernapas?

Pemandangan itu sungguh nyata, dan terjadi di depan muka saya, kemarin malam.
Apa yang saya rasakan? Kemarahan. Marah karena saat itu saya tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolongnya. Juga merasa tak berdaya. Namun di depan komputer ini, saya berdaya. Ini cerita tentang gadis cantik yang baik hati bernama Cecilia Putty Vickend.

Seperti biasa, info saya dapatkan melalui email dan dimulai dengan "Dear Mbak Azza...". Kali ini email datang dari Dinda Poerbono @dindapoerbono. Ia bercerita bahwa temannya yang bernama Cecilia menderita kanker lidah stadium 4 dan saat ini membutuhkan bantuan.
Sebelumnya saya pun sudah tahu tentang Cecil dari teman saya Heri Purnomo, namun saya cek Twitter Cecil & blog-nya, saya kira dia sudah baik-baik saja. Tentunya sudah didampingi relawan. Apalagi setelah itu ada acara charity yang membuat dia diliput beberapa media. Karenanya sungguh kaget saat tahu dari Dinda bahwa Cecil di rumah karena terbentur biaya. How come??

Cecil selama 2 tahun menderita sariawan, namun berkali-kali ia cek ke dokter hanya dijawab itu adalah sariawan biasa. Setelah terlalu lama, akhirnya ada dokter yang berhasil menemukan bahwa itu adalah kanker lidah. Namun entah bagaimana, perawatan yang Cecil dapatkan setelah itu belum berhasil menyembuhkannya. Mulai dari chemo, herbal dan berbagai pengobatan alternatif.

Untuk detail tentang penyakit dan pengobatan yang telah Cecil alami, silahkan baca lengkapnya di postingan Cecil di blog Rumah Kanker. Saya tak ingin mengulas detail di sini, sebab secara medis, kronologis, saya tidak menguasainya. Selain itu ada liputan dari sebuah stasiun TV tentang Cecil seandainya teman-teman ingin melihat kondisi Cecil di akhir November 2012. Silahkan ditonton videonya di sini: Video Cecil. 

Capture video Cecil. Link ada di atas.


Saya hanya ingin berbagi bahwa Cecil ini hebat sekali! Di masa sehatnya, dia sering menolong anak-anak yang memiliki kesulitan fisik. "Cecil bahkan punya adik asuh," cerita Mama Cecil. "Tadi siang habis dari RS karena kondisi Cecil nge-drop, ia tetap ingin bertemu anak-anak yatim karena memang ada acara berbagi bersama mereka.". Sungguh saya kagum, sebab saya sendiri kalau sedang sakit boro-boro tersenyum apalagi berbagi, inginnya sembunyi di balik selimut dan tidur.
Namun Cecil? Saat jam 8 malam itu kami bertemu, dia sedang kesakitan, namun begitu melihat wajah saya, ia langsung tersenyum sambil menghapus air matanya. Dia hebat sekali! Saat itu juga saya berharap memiliki keajaiban untuk menghilangkan rasa sakitnya. Kalau saya tidak bisa menyembuhkannya, setidaknya membantu dia agar sakitnya tidak terasa begitu hebat, sehingga membuat dia bergetar dan menangis.

Wajah Cecil terlihat bengkak. Namun meski begitu, masih terlihat kecantikannya :) Apalagi sinar matanya yang terlihat indah. Anda harus melihatnya sendiri untuk mengerti.
Saat saya datang, dia sempat berkali-kali mengisyaratkan (karena ia tak lagi bisa bicara) tidak kuat lagi dan ingin pergi ke RS.  Namun Mamanya menawarkan oksigen dan memintanya untuk tenang. "Bukannya saya nggak mau antar di ke RS, namun kami tiap hari ya seperti ini. Ke RS juga penanganannya sama, diberi oksigen juga. Ini kemungkinan karena psikis. Jadi dia panik, saya pun bisa terbawa panik," Mama Cecil terlihat begitu letih. Bisa jadi karena ia hanya menangani Cecil sendirian. Tanpa pembantu atau perawat. Padahal, merawat Cecil bukanlah hal yang mudah. Memberi oksigen, membersihkan selang untuk menyedot lendirnya, mengangkat Cecil saat ia harus pindah ke kursi roda atau ke ranjang, memblender makanan untuk Cecil, dan masih banyak lagi.

Kondisi fisik Cecil sekarang belum begitu bagus. Belum, sebab saya yakin dia akan berjuang dan menang (amiin ya Allah, amiin...). Pahanya sebesar lengan saya, kuruuus sekali. Kalau biasanya dia bisa menulis, akhir-akhir ini dia sering lemas dan bahkan untuk menulis pun sulit. Lidahnya membengkak, mengakibatkan mulutnya sulit tertutup. Untuk makan sekarang Cecil menggunakan selang melalui leher.

"Seandainya ada rejeki Cecil, ingin sekali dia bisa mendapatkan pengobatan yang tuntas. Dalam arti, supaya dia bisa benar-benar sembuh. Kasihan sekali melihat dia seperti sekarang," mata Mama Cecil terlihat tergenang air mata.

Saya browsing tentang Cecil dan terdapat beberapa blog yang bercerita tentang betapa baiknya perempuan cantik satu ini. Ada seorang yang bercerita bahwa Cecil sering membayari SPP-nya saat SMA, memberinya uang untuk ikut study tour tanpa orang tersebut tahu. Ada juga yang bercerita bahwa meskipun sakit, Cecil selalu tersenyum, tegar, dan tak pernah ragu menolong orang lain. Ia senang terlibat kegiatan sosial. A miracle called Cecilia, I say :)

========

Teman-teman, dulu di saat sehatnya Cecil sering menolong anak-anak yang berkebutuhan khusus, mengunjungi pasien kanker dan anak yatim. Bisakah kita, di saat Cecil sakit dan tak berdaya seperti sekarang, membantunya agar bisa segera sembuh dan kembali melakukan aktifitas sosial yang ia cintai? Bantuin Cecil yuk!

1. Perawat. Apakah Anda perawat atau memiliki kelebihan dana untuk menyewakan Cecil perawat? Saya pikir itu yang paling ia butuhkan saat ini selain dana. Mama Cecil yang letih tentunya akan sangat terbantu bila ada orang yang bersedia membantunya.

2. Bantu Dana. Dengan adanya uang, tentunya Cecil akan lebih leluasa berobat, dan yang penting: tuntas pengobatannya. Saya mengharapkan Cecil bisa mendapat perawatan terbaik. Semoga teman-teman mau menyisihkan dana, berapa pun jumlahnya untuk membantu Cecil agar bisa mendapatkan pengobatan. Jangan pernah merasa sumbanganmu terlalu kecil, sebab kita melakukan ini bersama-sama :) Dan jangan ditunda ya? Cecil membutuhkan perawatan secepatnya.

Bantuan untuk Cecil bisa ditransfer langsung ke Mama Cecil:
Devie Brigida 
BCA 625 003 2046 Cabang Joglo, Jakarta

3. Sebarkan berita. Beri kesempatan pada teman kantor, teman sekolah, keluarga, dan siapa pun yang Anda kenal untuk membantu Cecil. Kita mungkin hanya bisa mentransfer Rp 100 ribu, namun siapa tahu teman kita memiliki rejeki lebih banyak sehingga dia bisa transfer Rp 1 juta. Hanya dengan men-share link blog ini melalui Twitter, FB, Path, BBM, BBG, Email atau milis, Anda sudah sangat amat berjasa membantu Cecil.

4. Doakan. I don't believe in fairy tales, but I do believe in miracles. Doa sangatlah kuat. Doa kita yang tulus memohon agar Cecil disembuhkan, tentulah didengar oleh Pemilik Jagad Raya ini. Jangan letih, jangan bosan, doakan Cecil dalam doamu, sholatmu, ingatmu. Karena dalam tiap doa yang kau ucapkan, doa yang sama pula diberikan malaikat untukmu.

Teman-teman, untuk ke sekian kalinya saya memohon; Cecil butuh uluran tangan kita. Butuh kehangatan kasih sayang kita. Butuh komitmen kita untuk menolongnya melalui masa-masa sulit ini. Bisa jadi kesembuhannya ada di keikhlasan kita menolongnya. Bisa jadi Anda adalah jalan yang dituliskan Tuhan untuk menyembuhkannya. Karena itu, yuk bergerak! Yuk bantuin Cecil! Semoga Tuhan membalas semua kebaikanmu dengan berlimpah, melindungimu, orang-orang yang kau cintai dan keluarga.

========

Semua cerita ini adalah benar, bukan hoax. Saya, Azza Waslati saat ini adalah konsultan kreatif untuk digital agency. Saya sebelumnya juga merupakan VP Marketing & Sales untuk Solvo (solvo.co.id), Marketing Director untuk Dealkeren.com, Creative Director untuk m-STARS, dan wartawan di Her World, Cita Cinta, MTV Trax magazine, Bintang Millenia. Mantan Penyiar radio di MGT FM Bandung, X Radio Bandung, dan produser di Hard Rock FM Bandung.

Saya sudah mendapat ijin Mama Cecil untuk menulis tentang Cecil di blog ini, agar semakin banyak orang yang mau membantu Cecil. Relawan untuk Cecil (karena saya memegang beberapa keluarga untuk didampingi) adalah Dinda yang merupakan teman Cecil dan memberitahu saya tentang kondisinya. 

Selanjutnya untuk update tentang Cecil silahkan lihat di Twitter Dinda (@dindapoerbono) atau telpon langsung Dinda di 0817-718-732. Saya tidak membagi nomor HP Mamanya Cecil sebab saat ini pun beliau sudah terlalu letih mengurus Cecil. Untuk memberikan bantuan langsung, silahkan hubungi Dinda, dia akan memberitahu alamat & nomor telpon Mama Cecil.

Update tanggal 26 Desember 2012:

Sesungguhnya kepunyaan Allah pasti akan kembali ke Allah...
Telah berpulang ke rahmatullah, Cecilia Putty Vickend.
Seorang gadis yang baik, yang hebat, yang mengajarkan tentang kebaikan, cinta kasih dan kepedulian terhadap sesama. Seorang inspirator di saat sehat dan sakit.

Semoga Allah SWT melapangkan jalanmu, memelukmu erat di dalam kasih-Nya.
Saat ini Cecil sudah tidak kesakitan lagi :)
Mohon terima Cecil, ya Allah. Berikan ia tempat terbaik.
Ampun dosa-dosanya, terima segala pahalanya dan lipatgandakanlah ya Allah, karena dia telah menyentuh begitu banyak jiwa.

Maha Suci Allah dengan segala kehendak-Nya.
Sesungguhnya Engkaulah Raja di atas Raja, Pemilik Langit & Bumi serta segala isinya.
KuasaMu meliputi segala sesuatu, mohon kabulkanlah doa kami untuk Cecil.

Amin...

Tuesday, November 20, 2012

Perjuangan Seorang Kepala Keluarga

Umurnya 70 tahun lebih. Namun ia harus berangkat dari rumah jam 4 subuh kalau ia ingin sampai kantornya tepat waktu. Demi gaji Rp 700 ribu, Pak Soid giat bekerja menafkahi istri dan anaknya yang lumpuh. Saking letihnya, pada suatu ketika ia sempat ingin mengakhiri hidupnya dan keluarga dengan meminum racun serangga. 


Pak Soid, sang pekerja keras

Cerita berawal dari email yang saya dapat dari Fitri (@fiantie), 14 November lalu. Berikut cuplikan emailnya. 


Dear Mba Azza,

Didaerah Pamulang Tangerang ada seorang Kakek yang usianya sudah renta sekali kira2 umurnya sudah melebihi 70thn. Beliau tinggal bersama istrinya yg lumpuh dan seorang anaknya yg juga lumpuh. Si kakek dengan usia yg sudah renta masih harus bekerja karena beliau sudah tdk punya sanak family lg.Beliau bekerja sbg OB di Pelabuhan Tanjung Priok. Bayangkan kakek setua itu berangkat subuh dr Pamulang ke Tj Priok & smpe rumah jam 9 malam. sebelum berangkat & plg kerja, si kakek harus menyiapkan makan yg diletakkan di dekat anak & istrinya berbaring. Selain itu si kakek juga harus membersihkan kotoran2 istri & anaknya tsb.

oiya, si kakek bernama Pak Soid. Beberapa wktu lalu ada kejadian yg amat sangat memilukan. Pak Soid &keluarga berniat untuk meminum racun serangga karena sudah tidak kuat dgn penderitaan yg mereka alami. Untung ada tetangga yg mengetahui sehingga hal tersebut tidak terjadi.

Maksud saya mengirimkan email ini adalah saya ingin meminta bantuan Mba Azza, sebab saya tidak bisa melakukan banyak hal untuk si Kakek. Mohon bantuannya Mba.

Regards,

Fitri
08988941425
@fiantie

Tanpa banyak pikir saya langsung menyetujui untuk membantu Fitri. Saya tidak ingin kejadian teman saya terulang lagi. Teman saya sempat cerita, seorang kenalannya hendak meminjam uang karena tak tahan lama sakit. Ia menyetujui namun belum sempat memberi karena sibuk. Tak berapa lama, ia mendengar kabar orang tersebut sudah meninggal bunuh diri. Rasa sakit itu tak tertahankan lagi rupanya :(

Singkat kata, saya tidak bisa meninggalkan rumah karena sebuah kejadian. Akhirnya baru hari ini, Selasa, 20 November saya bisa mengunjungi Pak Soid. Rumahnya di daerah Pamulang. Dari arah Ciputat mengarah ke RS Sari Asih, lalu akan melewati Danau Sasak. Di dekat Danau Sasak ada Indomaret. Tepat di sebelah Indomaret ada Gang Saidin, RT 2/RW3, Bambu Apus, Pamulang. Alamat lengkapnya tidak tahu. Namun patokannya sebuah masjid besar di Gang Saidin. Begitu sampai di situ, tanya saja Kakek Soid yang keluarganya lumpuh, biasanya tetangga sudah tahu. 

Jam 3 sore, ditemani hujan saya memasuki gang Saidin ditemani Mbak Tarni, tetangga Pak Soid yang dari awal sangat peduli dengan kondisinya. Saya mendapatkan nomor Mbak Tarni dari Fitri. 
"Saya mulai khawatir saat nggak pernah lihat istri Baba Soid lagi, Mbak. Biasanya kan emak keluar rumah tuh, tapi udah berapa minggu saya gak ketemu. Pas tanya Baba, ternyata udah lumpuh juga, sama kayak anaknya! Kasihan deh Baba. Sekarang dia yang harus masak, mandiin, ngurusin, dan segalanya. Padahal dia juga masih harus kerja buat nafkahin anak istrinya," terang Mbak Tarni yang baik hati ini. Alhamdulillah, masih ada orang yang tulus peduli pada tetangganya.


Sampai di rumah Pak Soid, gelap. Lampu tidak mereka nyalakan di sore hari kelam itu. Mungkin biar ngirit. Di atas meja tamu ada kucing montok yang cukup terawat. Pak Soid mempersilahkan saya masuk. Pak Soid terlihat kurus, tua, namun matanya bercahaya. Penuh semangat. Saya langsung menghormatinya :) Di dinding rumahnya terpajang foto-foto presiden; Soekarno, Soeharto dan Megawati. Celingukan saya cari foto presiden lainnya, nggak ada. Ada sekitar 3 foto Soekarno di sana.

"Waktu kerja di Priok, sebelum adzan subuh saya udah harus berangkat. Naik angkot 2 kali dari sini. Saya kerja di sana udah dari tahun 1977, punya beberapa anak buah," ceritanya dengan logat Betawi yang kental. Pak Soid dan istri memang asli Betawi. Untungnya, saat ini Pak Soid sudah mendapat pekerjaan baru sebagai tukang sapu jalanan di daerah sekitar. Jadi dia tak harus berjuang berangkat sebelum subuh dan pulang malam hari lagi.






Namin, 30 thn-an, hanya bisa menggerakkan kepala. Lainnya lumpuh.


Tiap malam menjerit-jerit minta dipukul
"Si Namin waktu sekolah memang pernah jatoh, sampe jalannya agak aneh. Tapi dia nggak mau cerita. Memang anaknya gitu. Beberapa lama baru ngaku dia pernah jatoh. Tapi dia lumpuh ini, sebenernya karena jatuh di tempat kerja. Ngegelundung dari tangga. Nggak mau ngaku juga sama saya! Setelah  beberapa lama baru ngaku, kan jadi telat ngurutnya. Tapi yang paling bikin dia lumpuh adalah waktu bininya keguguran. Nah, abis itu udah dia nggak bisa bergerak. Kaki sama tangan nggak bisa gerak. Cuma bisa ngomong doang," cerita Pak Soid panjang lebar. Istri Namin meninggalkan dia.

Saya masuk ke ruangan dimana Ibu Soid tidur di atas ranjang, sementara anaknya Namin yang umur 30-an tidur di bawah. Bau pesing menyengat. Pak Soid bercerita kalau istrinya lumpuh karena Namin sering meminta digeret atau dipindahkan. Ibu Soid yang sudah tua, hampir 80-an tentunya tak kuat lagi. Lama kelamaan, bukan cuma bungkuk, akhirnya dia pun tak bisa berdiri akibat memaksakan diri mendorong atau mengangkut anaknya. Sekarang, kalau Pak Soid bekerja, dia merangkak semampunya untuk melayani anaknya.



Saya jongkok di sebelah Ibu Soid, mengajaknya dan Namin ngobrol. Bau pesing dan kotoran tak tertahankan. Bukan ruangan yang layak untuk manusia sehat. 
"Ini Namin, kerjanya teriak-teriak minta dipukul pakai bambu! Malem-malem juga jerit-jerit terus, tetangga sampai terganggu!" kata Ibu Soid.
Dari cerita Pak Soid, saya jadi tahu kalau Namin sering minta dipukul kaki dan tangannya karena kalau kakinya lurus terus, ia akan merasa kesakitan. Mungkin pegal ya? Saya tak mengerti. Jadi ya kerja Ibu Soid adalah memukuli kaki anaknya. Saat kakinya lurus dan kejang, ia akan memukulnya supaya bisa bengkok, ditekuk. Saat ingin lurus lagi, ya harus dipukul lagi :((
Karena terlalu sering dipukuli kaki dan badan Namin jadi luka-luka dan borokan. 

Melihat Namin rasanya ingin menangis. Seonggok badan. dengan tangan yang sangat kurus. Mungkin seperti tangan bayi. Badan dan bajunya dekil. Dan yang jelas bau :( Mereka sungguh terlantar. Saya mengerti Pak Soid sudah sangat tua, dan tentunya sulit baginya untuk membersihkan anak & istrinya tiap hari. Namun tak terbayangkan oleh saya, bagaimana rasanya tidur, tergeletak dengan kotoran kita sendiri? Karena kita lumpuh dan tak berdaya pergi ke kamar mandi. Ya Allah... ampuni hamba... 

Tak berapa lama saya menoleh ke sebelah kanan tempat saya jongkok. Ada beberapa kaleng. Satu kaleng berisi cairan. Dan sungguh saya menyesal melihatnya. Ternyata itu tempat menampung pipis sang ibu dan anak :(

Di ruangan yang sama juga adalah tempat mereka menyimpan makanan. Terlihat sepiring nasi dan ikan yang sudah dihancurkan, tanpa lauk lain. Saya bertanya apakah Namin sudah pernah diobati. Menurutnya pernah sekali dengan dokter umum, namun katanya cuma darah rendah saja. Tak pernah ada diagnosa tentang penyakit lumpuhnya. Jadi, sampai sekarang tidak pernah ada pemeriksaan medis untuk mengetahui kenapa Namin bisa lumpuh. Tidak pernah diperiksa dan tidak tahu solusi apa yang diperlukan. 

Saya bicara dengan Pak Soid, apa yang ia harapkan. Dengan perlahan saya melemparkan ide, apakah dia ingin beristirahat di rumah jompo asuhan negara. Dimana ia bisa beristirahat, berkumpul dengan sesama teman manula, dan tak perlu memikirkan harus makan dari mana. Namun dia bilang, anaknya Namin masih ingin dia urus. Intinya, mereka ingin tetap bersama, dalam susah dan senang. Dan karena dia masih mampu, dia ingin tahu, sejauh mana sih dia bisa mengurus keluarganya. "Ikutin aja, Neng, ini segimana jauhnya,". Dalam hati saya teringat rencananya minum obat serangga. Ya Tuhan, kuatkanlah dia dalam menjalani pelajaranmu ini... Semoga kehadiran saya dan teman-teman yang peduli bisa menambah semangat hidupnya, bisa menghangatkan hatinya, bisa menumbuhkan harapan untuk masa tua yang lebih damai dan nyaman. 


Makan siang Bu Soid
Namin saat sehat


Dapur

Meja makan dgn beras pemberian


Ruang tidur bersama

Pak Soid & Bu Soid muda


















"Saya bangga pada presiden, mrk bapak saya!"












====

Teman, ini yang saya usulkan kita lakukan; Let's adopt this family! Anda pernah dengar kan kalau kita bisa memiliki anak asuh dari keluarga tak mampu? Jadi, anak tersebut tetap tinggal dengan keluarganya atau panti asuhan, kita cukup memberikan dana sekian agar ia bisa tetap sekolah. Bagaimana kalau kita lakukan hal yang sama dengan Pak Soid? 

Cara membantu Pak Soid dan keluarga:
1. Sisihkan uang semampu kita untuk biaya hidup Pak Soid dan keluarga secara konsisten. Rp 50 ribu atau lebih kecilpun tak apa. Saya yakin per bulan ada kok yang mau membantu juga. Jadi kalau dikumpulkan hasilnya akan banyak. Kuncinya: sumbanglah jumlah yang tidak memberatkan untukmu, tapi kamu bisa konsisten melakukannya secara berkala. Misal, tiap bulan menyumbang Rp 30 ribu untuk Pak Soid, tapi kamu lakukan secara rutin.

Berikut rekening Pak Soid: 
Bank BRI Cabang Pamulang 0919-01-025336-53-0 
atas nama A SOID

Lebih bagus lagi kalau teman-teman datang sendiri ke rumah Pak Soid dan memberikan bantuan langsung. Saran saya, langsung berikan sembako agar beliau tak capek berbelanja. Lebih bagus kalau Anda ketemu dulu beliau untuk mengecek apa yang kurang di rumahnya. 

Pak Soid ternyata lebih senang memasak sendiri. Awalnya saya ada ide memberikan dia layanan makan sepuasnya di warteg daerah situ (kita bisa simpan uang di warteg tersebut, jadi Pak Soid bisa makan kapan saja), tapi dia menolak. 

2. Kunjungi Pak Soid, beri dia bantuan moril. Tidak semua orang punya uang lebih dan mampu berkomitmen "mengadopsi" sebuah keluarga. Tak apa, kita lakukan semampu kita saja :) Temui Pak Soid, ajak bicara. Temani Bu Soid, kuatkan Namin juga menjalani cobaan ini. Perhatian dan kasih sayang kita akan membantu mereka menjalani hidup yang terkadang terasa berat ini.

3. Bantu doa. Prayer is underrated. Doakan Namin bisa sembuh dan Pak Soid dimudahkan dalam segala urusannya.

4. Bila Anda dokter atau punya koneksi ke petugas kesehatan: bantu periksa Namin. Jadi kita bisa tahu bagaimana cara terbaik menolongnya. Ia baru berusia 30 tahunan namun lumpuh dan tak berdaya tanpa tahu alasannya. Saya pribadi akan berusaha mencari bantuan medis untuknya, dan akan saya update di blog ini atau twitter saya (@_ _ azza). 

=======

Semua cerita ini adalah benar, bukan hoax. Saya, Azza Waslati saat ini adalah konsultan kreatif untuk digital agency. Saya sebelumnya juga merupakan VP Marketing & Sales untuk Solvo (solvo.co.id), Marketing Director untuk Dealkeren.com, Creative Director untuk m-STARS, dan wartawan di Her World, Cita Cinta, MTV Trax magazine, Bintang Millenia. Mantan Penyiar radio di MGT FM Bandung, X Radio Bandung, dan produser di Hard Rock FM Bandung.

Saya bertemu langsung dengan Pak Soid, di rumahnya di Gang Saidin, Pamulang, Tangerang untuk meminta ijin membuat tulisan ini. Relawan penanggung jawab untuk "Bantu Pak Soid" adalah Fitri yang saya kenal melalui twitter. Silahkan telpon Fitri di 0898- 894-142-5 atau melalui email di v3.daiva@gmail.com.

Email saya (Azza) bantuinyuk@gmail.com


Untuk bantuan teman-teman, dari hati paling dalam dan paling tulus, saya mengucapkan terima kasih. 

Tidak satu pun benih kebaikan yang kau tanam akan sia-sia. Tapi dia akan menjadi pohon kebaikan yang akan memberikan banyak manfaat bagi dirimu sendiri & orang-orang yang kau cintai :) Semoga suatu saat, ketika kau membutuhkan tangan untuk menolongmu keluar dari kesusahan, akan banyak tangan terjulur membantumu, Teman :)


Let's save humanity. Show love & compassion. Bless you all.

--((UPDATE))--

Beberapa bulan yang lalu saya menerima kabar dari Fiantie bahwa Mas Namin sudah berpulang ke Rahmatullah. Mari kita doakan agar Beliau diterima di sisi-Nya dengan baik, dan semoga Pak Soid dan Istri diberi kekuatan dan kebaikan untuk selanjutnya. Maha Besar Tuhan dengan segala rencana-Nya.