Sunday, September 23, 2012

Abi, bangun, Nak...



SEKITAR semingguan yang lalu saya mendapat BBM dari Nuli bahwa ada seorang anak yang sudah sebulan lebih koma di RS UKI. Ia bertanya apakah saya ingin menitip sumbangan. Saya tidak sempat balas karena saat itu sedang meeting. Namun dalam hati saya sudah niatkan membantu. Dan saya, seperti biasa, berusaha menepati janji. Berjanji tandanya sudah mengirim sebagian jiwa kita ke tujuan itu. Begitu kata orang bijak. Dan niat, Teman, meski dalam hati adalah janji :)

Akhirnya kemarin saya sempat mengunjungi anak itu. Jam 3 saya janjian dengan Mbak Tri, mama anak tersebut. Pertama kali melihat Mbak Tri dan Mas Sudiro, saya bisa melihat melihat jelas kesedihan di mata mereka. Namun bercampur dengan ketabahan, syukur, dan kepasrahan. Dari awal, hati saya dipenuhi rasa kagum terhadap pasangan ini.

Mbak Tri bercerita bahwa jagoannya berumur 10 tahun, dan bernama Abi, singkatan dari Abimanyu. Nama lengkapnya Israq Abimanyu.

Abi, sang ksatria dalam pewayangan
Abi menggemari Bruno Mars dan komik Conan. Dia juga sangat menyukai games, komputer, internet dan berenang. Namun ada satu hal yang sangat-sangat identik dengan Abi; wayang!
Dia penggemar berat wayang. Sampai-sampai ketika adiknya lahir 8 bulan lalu, Abi ikut memberikan nama. Parikesit. Itu nama yang ia pilih untuk adiknya. Alasannya,
"Aku ingin adikku jadi raja, Ma. Di wayang, Parikesit itu raja. Sementara Abimanyu adalah ksatria." Kesit, begitu nama panggilan adiknya.
Abi senang berenang

"Abi biasa saya sebut si lembut hati. Kalau baca puisi yang mengharukan, dia bisa menangis. Begitu juga menonton film yang sedih. Gampang dia berlinang air mata. Anaknya kalem, nggak ngerepotin, dan penurut," mata Mbak Tri berkaca-kaca menceritakan tentang anak sulungnya itu. Terlihat jelas ia bangga.

Lalu datanglah cobaan itu. Awalnya Abi operasi usus buntu. Dan setelah itu kerap merasa pusing dan mual. Meski ia masih bisa beraktifitas, namun tentu saja itu membuat keluarganya khawatir. Apalagi Abi jarang sekali sakit. Setelah sebulan minum obat pusing, maag, penahan rasa sakit dan lain-lain, akhirnya pemeriksaan lari ke CT scan. Lalu ketahuan bahwa ada tumor di kepala Abi. Ukurannya kurang lebih 3 cm, dan ganas. Tindakan pun dilakukan. Segera dioperasi dilakukan. Awalnya penyedotan cairan kepada dilakukan dan sukses. Setelah itu, mereka melanjutkan dengan operasi mengangkat tumor di kepala Abi. Dokter sudah memberitahukan risikonya 50:50. Setelah selesai operasi pertama, Abi tanpa gentar menyetujui operasinya yang kedua.

Abi dan Adek Parikesit
 "Mama nanti akan ada di ruangan kan saat aku dioperasi? Nanti kalau habis operasi aku langsung panggil Mama ya?" begitu katanya. Saya membayangkan wajahnya yang tanpa takut menghadapi operasinya itu. Hebat sekali kamu, Bi!

Mata Mbak Tri tergenang air, meski tak ada yang turun. Sama seperti mata saya.  Dan sejak saat itu, Abi belum terbangun. Dokter mengatakan harusnya 1x24 jam dia sudah bangun. Tumor berhasil diangkat 70%. Masalahnya, Abi belum bangun. Dan secara medis mereka tidak tahu penyebabnya. Lalu apa yang bisa mereka lakukan? Berusaha mempertahankan hidup Abi.

Sehari di ruang ICU RS Uki, biaya yang mereka keluarkan untuk ruangan dan lain-lain kurang lebih Rp 4 juta/hari. Dan untuk obat-obatan kurang lebih Rp 1 juta. Saat mempersiapkan operasi Abi, mereka sudah menjual aset yang bisa dijual, namun tetap saja; bagaimana kalau dana sudah habis? Alhamdulillah, mereka sempat mendapat Surat Keterangan Tanda Miskin, dan hanya membayar 25% dari total tagihan. Namun, maksimal pengeluaran untuk SKTM adalah Rp 125 juta, dan jumlah itu habis dalam waktu 1 bulanan saja. Sekarang mereka sedang berusaha mengurus SKTM lagi, sebab mereka tidak tahu kapan Abi akan bangun.

Saat jam 17.00, saya bisa masuk menjenguk Abi. Saat saya menyentuh tangannya, kepala Abi bergerak. Saya tersenyum. Saya remas tangannya pelan. Saya doakan dia dengan setulus mungkin. Ada getaran mengalir dari tubuhnya ke tubuh saya, dan begitu sebaliknya. Abi tahu saya datang, dan kami berkomunikasi dalam bahasa  yang ajaib. "Fight for me," entah saya berkhayal atau tidak, tapi itu yang saya rasakan.

Abi, 22 September 2012
Abi & Mbak Tri

Saya melihat Mbak Tri berkomunikasi dengan Abi. Kasih sayang begitu tulus dan sempurna. Sempurna. Beginilah kasih manusia seharusnya. "Saya tahu pasti Allah SWT sayang sekali sama Abi. Tapi saya mohon, seandainya boleh, saya mohon diberi kesempatan untuk merawat dan membesarkan Abi. Beri saya kesempatan lagi..." Mbak Tri mencurahkan hatinya.

Mbak Tri mengelus kepala Abi, menciuminya, membisiki telinganya, dan terkadang, kepala Abi bergerak.

"Abi, bangun, Nak..."
Dan saya pun pergi, membiarkan mereka berbagi momen indah itu berdua.

Bangun, Abi! Main Yuk? :)


                                                                    ============

Teman-teman, yuk kita bantu Abi :)
1. Sumbang uang semampu yang kita bisa. Tidak ada uang yang terlalu kecil jumlahnya untuk menolong seorang anak yang butuh bantuan.
2. Doakan Abi setulus mungkin. Allah SWT pasti mendengar doa kita. Ayo kita tanpa jemu mendoakan Abi.
3. Sebarkan berita ini, lewat BBM, Twitter & FB. Biar semakin banyak orang yang membantu Abi. Beri link ke blog ini.

Berikut adalah nomor rekening Mbak Tri.
TRI MULYANI
BRI UNIT TONGKOL JAKARTA
0869-01-002062-50-7

update:
tadi ada beberapa teman yang email saya kesulitan transfer ke rekening Mbak Tri, saya tanyakan lagi ke beliau dan ada 2 rekening lagi: 1 punya ayah Abi, 1 punya Abi sendiri.

Rekening Abi yang dipegang Mamanya.
ISRAQ ABIMANYU QQ TRI MULYANI
BTN CABANG CIBITUNG BEKASI
00016-01-51-006626-4

rekening Papanya Abi
SUDIRO WIHARJA
BANK PERMATA CABANG JAMBI
4001164290

Semua cerita ini adalah benar, bukan hoax. Saya, Azza Waslati saat ini bekerja sebagai Project Director untuk Dress Me Up oleh dr.m, yang meluncurkan fashion line milik Tantri "Kotak" dan Giselle. Saya sebelumnya juga merupakan VP Marketing & Sales untuk Solvo (solvo.co.id), Marketing Director untuk Dealkeren.com, Creative Director untuk m-STARS, dan wartawan di Her World, Cita Cinta, MTV Trax magazine, Bintang Millenia. Mantan Penyiar radio di MGT FM Bandung, X Radio Bandung, dan produser di Hard Rock FM Bandung.

Saya bertemu langsung dengan Mbak Tri, mama Abi di RS UKI, Jakarta untuk meminta ijin membuat tulisan ini. Email saya (Azza) bantuinyuk@gmail.com. Saya tidak bisa membagikan telpon Mbak Tri karena kasihan beliau punya bayi dan harus fokus mengurus Abi. Namun, saya bersedia dihubungi kapan saja untuk membantu. Terima kasih.

Untuk bantuan teman-teman, dari hati paling dalam dan paling tulus, saya mengucapkan terima kasih. Let's save humanity. Show love & compassion. Bless you all.

-------------------------------
UPDATE

Sudah beberapa lama Abi berpulang ke rahmatullah, dan saya serasa berat menuliskannya :) Bisa jadi karena menuliskan berarti melepaskan. Saya masih ingat tengah malam telpon saya berbunyi, tepatnya 7 Februari 2013, jam 01.20 pagi. Terdengar suara Mama Abi, Mbak Tri menangis dan memberitakan Abi meninggal.

Kondisi tubuh Abi sangat baik karena Mamanya sendiri yang mengurusi makanannya. Aneka makanan segar buatan rumah yang terdiri dari sayur dan buah. Raw living. Kami berharap Abi bisa sembuh seperti beberapa cerita sukses lainnya.

Namun Allah SWT memiliki rencana tersendiri. Hidup memang tak pernah milik kita. Semua upaya yang kita lakukan hanya menunggu keputusan Allah semata. Meski begitu tidak pernah ada kesia-siaan dalam perjuangan ini :). Abi telah berhasil mengajarkan banyak hal dalam tidurnya. Tentang perjuangan, keberanian, kecintaan pada keluarga. Abi telah menyentuh banyak hati sekaligus menjadi inspirasi.

Post tentang Abi di blog ini saya biarkan untuk siapapun yang ingin menyayangi Abi. Mendoakan Abi. Belajar dari Abi. Seperti saya sendiri belajar darinya. Jangan menyerah. Jangan kalah. Berjuang keras seperti Abi, sampai Tuhan memberikan keputusan terbaik dari-Nya.



Sunday, September 9, 2012

Perjuangan Baru Asroel

"Silence" by Asroel
Muhamad Asroel kemungkinan besar dilahirkan untuk memberi banyak pelajaran bagi kita. Tentang perjuangan, kegigihan, rasa syukur, dan karunia Tuhan yang terhingga.

Pria yang lahir di Gondang tahun 1979 ini tidak memiliki tangan dan kaki yang lengkap. Ia hanya memiliki 1 buah kaki. Namun dengan kaki kanannya itu, dia bisa menghasilkan banyak sekali lukisan indah. Mulai dari hasil ciptanya sendiri, hingga replika lukisan para pelukis besar seperti Van Gogh, Dali, Rembrandt, dan masih banyak lagi yang seringkali dibeli oleh turis mancanegara saat mengunjungi Bali.

Tahun 2006, melalui perjuangan panjang ia akhirnya berhasil menikahi gadis idamannya, Siti, yang ia temui semasa masih menjadi pengrajin seni di Yogyakarta. Awalnya pernikahan ini ditentang oleh kedua orang tua si gadis, yang bahkan memaksanya ke Kalimantan. Namun, seiring dengan waktu, apalagi ketika mereka telah memiliki 2 orang anak, mertua Asroel pun bisa menerima pernikahan mereka.

Saat ini Asroel kembali harus berjuang. Istrinya tercinta terkena kanker payudara, stadium akhir. Kanker mulai masuk ke paru-paru. Mereka baru sadar karena Siti sering sesak. Sewaktu di rumah sakit, sudah disedot beberapa kali dan sekali sedot bisa dapat 1 liter.

Informasi ini saya dapatkan dari Nanda (Binanda Hendarin), teman saya SMP di Balikpapan dulu yang sekarang tinggal di Bali. Nane sendiri pernah merasakan kehilangan Mama tercinta karena tumor otak. Jadi,  Nane sangat peduli terhadap siapapun yang perlu dibantu. Tante Nane (Kurniawati Soetikno) juga adalah Ketua Bali Cancer Center di Bali.

Untuk membantu, bisa langsung ke
Bali Cancer Care Community
Jln Pulau Komodo 1 No 4, Denpasar,
bertemu dengan Muhamad Asroel.


artikel tentang Asroel

Asroel & Siti tetap tabah & mesra :)
Asroel & kedua buah hatinya

Asroel tertidur habis menunggui Siti


Karya Asroel
Karya Asroel
Gandhi, lukisan Asroel project Peace Makers









Tentang Bali Cancer Community



Bali Cancer Care Community





























Materi tulisan ini saya dapatkan dari Nane, berawal dari blast BBM darinya. Sebagian foto saya dapatkan dari Nane dan juga internet, dengan sumber:
http://berita.liputan6.com/read/171204/asroel-jadi-pelukis-meski-tak-punya-tangan
http://www.senanghati.org/asroel.html
http://www.balispirit.com/arts/portraits_of_peacemakers.html (menjembatani gap antar agama yang timbul akibat bom Bali, Asroel memulai project menggambar para pembuat perdamaian, seperti: Gandhi, Martin Luther King, Jr, dll.)
http://www.baliadvertiser.biz/articles/numdeplum/2012/right_foot.html (berisi interview dengan Asroel yang sangat bagus sekali oleh Uma Anyar. Saya sarankan teman-teman membaca untuk lebih mengenal Asroel. Ia memiliki pribadi yang mengagumkan).

Tulisan ini dibuat oleh Azza Waslati, mantan wartawan majalah Her World, Cita Cinta, Bintang Millenia, yang sekarang bekerja sebagai konsultan kreatif dan penulis lepas.
Saya adalah bagian dari gerakan sosial; Gerakkan Indonesia (www.gerakkanindonesia.com) yang fokus pada Berpikir, Berucap & Bertindak Positif untuk membangun semesta yang lebih baik.  Anda bisa menghubungi saya di bantuinyuk@gmail.com

Situs ini saya dedikasikan untuk siapapun yang senang menolong ataupun butuh pertolongan. Mohon sebarkan, kita bangun dunia ini menjadi surga bagi seluruh mahluk, dan warisan indah bagi anak-anak kita .

(UPDATE)
Beberapa bulan yang lalu, Asroel menghubungi saya untuk mengabari istrinya tercinta telah berpulang ke Yang Maha Kuasa. Beliau juga meminta saya menurunkan tulisan tentang Beliau karena tak ingin ada yang mentrasnfer uang sementara istrinya sudah meninggal, "lebih baik uangnya digunakan untuk membantu yang lain, Mbak."
Namun saya nego agar cerita ini bisa tetap ada supaya menjadi pelajaran bagi kita semua tentang perjuangan hidup Asroel dan almarhum istri.
Mari kita doakan agar Beliau bisa hidup bahagia tak kekurangan apapun. Dan kita doakan juga almarhum Mbak Siti bisa diberi tempat terbaik di sisi-Nya.

Sesungguhnya milik Allah SWT akan kembali ke Allah SWT.